Menteri Intelijen Iran, Esmaeil Khatib, mengungkapkan bahwa Israel telah mendapat restu dari Amerika Serikat untuk melakukan pembunuhan terhadap Kepala Biro Politik Kelompok Palestina Hamas, Ismail Haniyeh. Pernyataan ini disampaikan kepada keluarga Haniyeh, Hamas, dan rakyat Palestina terkait insiden pembunuhan yang terjadi pada Rabu (31/7) lalu.
Khatib mengecam tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh Israel dengan persetujuan AS, yang menurutnya sekali lagi menunjukkan kebrutalan entitas Zionis. Pasca insiden tersebut, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan bahwa negaranya merasa berkewajiban untuk membalas kematian Haniyeh dan menyalahkan Israel atas tindakan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Ayatollah Khamenei menyatakan bahwa Iran menganggap balas dendam sebagai tugasnya. Ungkapan serupa juga disampaikan oleh Utusan Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Amir Saeed Iravani, yang menegaskan bahwa Iran memiliki hak untuk membela diri sesuai dengan hukum internasional.
Iravani menegaskan bahwa kematian Haniyeh merupakan hasil dari tindakan terorisme agresif yang dilakukan oleh rezim pendudukan Zionis Israel. Dia mengecam serangan tersebut sebagai bagian dari kegiatan teroris dan sabotase yang dilakukan oleh Israel di kawasan tersebut.
Meskipun Israel enggan memberikan komentar terkait kematian Haniyeh, Kepala Otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, telah memberikan isyarat tentang keterlibatan Tel Aviv dalam insiden pembunuhan tersebut. Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas insiden tersebut, sementara Israel tidak mengakui ataupun membantah keterlibatannya.